Mesin Induk Kapal Tunda.

Kapal Tunda

        Kapal Tunda adalah kapal yang dapat digunakan untuk melakukan maneuver/ pergerakan, utamanya menarik atau mendorong kapal lainnya di pelabuhan, laut lepas atau melalui sungai atau terusan. Kapal tunda digunakan pula untuk menarik Tongkang, kapal rusak dan peralatan lainnya.

Kapal Tunda dibagi menjadi lima kelas berdasarkan daerah pengoperasiannya, yaitu :

         Kelas I : Ocean Going Tug

Kapal Tunda kelas ini memiliki ukuran dan tenaga yang besar. Panjang berkisar antara 40~80 meter, daya mesin induk berkisar 40.00~20.000 HP, dan daya tarik Bollard antara 55~180 Ton. Kecepatan kapal berkisar antara 15~16 knots. Dengan ukuran dan tenaga yang besar, kapal ini mampu untuk menarik kapal yang dalam keadaan darurat di tengah laut.

         Kelas II : Coast Wise and Estuary Tug

Kapal Tunda jenis ini beroperasi pada daerah pantai dan daerah muara sungai. Kegunaannya untuk patroli daerah pantai dan muara sungai serta memberi pertolongan pada kapal-kapal yang macet pada daerah operasi Kapal Tunda ini.

         Kelas III : Harbour Tug

Kapal Tunda jenis ini beroperasi pada daerah pelabuhan. Kegunaannya untuk melayani kapal yang akan sandar atau meninggalkan pelabuhan, peluncuran kapal, docking-undocking kapal-kapal besar, patroli daerah pelabuhan, pengatur lalu-lintas daerah pelabuhan, dan lain-lain. Panjang Kapal Tunda kelas ini berkisar antara 25~40 meter, daya mesin 1.500~50.00 HP, dan daya tarik Bollard berkisar antara 20~55 Ton.

         Kelas VI : River Tug

Kapal Tunda jenis ini beroperasi pada daerah sungai. Kapal ini melayani penarikan kapal-kapal kecil pada daerah sungai, dan lain-lain.

         Kelas V : Shallow Draught Pusher Tug

Kapal Tunda jenis ini untuk menarik dan mendorong kapal-kapal pada daerah pelabuhan yang memiliki sarat air yang dangkal. Panjang kapal berkisar antara 20~30 meter, daya tarik Bollard 6~30 Ton, dan kecepatan kapal antara 5~13 knots.

            Kapal Tunda memiliki tenaga yang besar bila dibandingkan dengan ukurannya. Kapal tunda zaman dulu menggunakan mesin uap, saat ini menggunakan mesin diesel. Mesin induk kapal tunda biasanya berkekuatan antara 750 sampai 3.000 tenaga kuda (500 s,d, 2.000 kw), tetapi kapal yang lebih besar (yang di laut lepas) dapat berkekuatan sampai 25.000 tenaga kuda (20.000 kw). Kebanyakan mesin yang digunakan sama dengan mesin kereta api, tetapi di kapal menggerakkan baling-baling. Dan untuk keselamatan biasanya digunakan minimum dua buah mesin induk.

            Kapal Tunda memiliki kemampuan maneuver yang tinggi, tergantung dari unut penggeraknya. Kapal Tunda dengan penggerak konvensional memiliki baling-baling di belakang, efisien untuk menarik kapal dari pelabuhan ke pelabuhan lainnya. Jenis penggerak lainnya sering disebut Schottel Propulsion System (azimuth thruster/ Z-peller) di mana baling-baling di bawah kapal dapat bergerak 360 derajat atau System Propulsi Voith-Schneider yang menggunakan semacam pisau di bawah kapal yang dapat membuat kapal berputar 360 derajat.

            Saat ini telah ada jenis penggerak untuk Kapal Tunda yang lazim digunakan antara lain jenis Fixed Pitch Propeller (FPP) dan Controllable Pitch Propellers (CPP), dengan dilengkapi sistem kontruksi Propeller terbuka maupun dalam tabung Kort-Nozzle. Tipe Propeller lainnya adalah Azimuth Thruster (misalkan Schottel, Aquamaster, Z-peller) dengan atau tanpa Kort-Nozzle seperti pada gambar dibawah ini. Gmbar dibawah ini merupakan Tipe Azimuth Thruster Propulsion with Kort-Nozzle.



                    Dan Cycloid Thrusters (Voith-Schneider Propulsion/ VSP) seperti pada gambar disamping. Schottel Propulsion System (azimuth thruster/Z-peller) pada gambar di atas adalah bentuk sistem propeller yang berada di bawah belakang badan kapal dengan hasil gaya dorong yang dapat diarahkan hingga mencapai sudut 360 derajat. Serta jenis propeller dengan sistem Voith-Schneider Propulsion (VSP) dimana daun propeller berbentuk semacam pisau yang disusun vertikal terletak dibawah badan kapal dengan sudut pitch yang dapat diatur agar badan kapal dapat berputar 360 derajat. Daya mesin kapal tunda relatif besar hingga 3.400 HP (2.500 kw) bahkan mencapai 27.200 HP (20.000 kw) untuk kelas Ocean Going Tugboat. 

                Ukuran untuk Kapal Tunda dinyatakan oleh dua factor antara lain kekuatan mesin (Horse Power) dan kekuatan tarik (Bollard Pull). Menurut Peraturan Menteri Perhubungan RI, Nomor PM 93 Tahun 2014 tentang Sarana Bantu dan Prasarana Pemanduan Kapal, dalam Bab I, Pasal 1, ayat 9 didifinisikan bahwa Bollard Pull adalah ukuran daya tarik kapal tunda dengan menggunakan tali tunda yang dibuktikan dengan sertifikat pengujian (test certificate) dari klasifikasi yang diakui oleh Pemerintah.

            Khusus untuk jenis Kapal tunda pelabuhan, di era tahun 2000 hingga 2010 telah mengalami peningkatan kapasitas Bollard Pull sekitar 60-65 tons lebih tinggi 15 tons dari umumnya nilai Bollard Pull kapal tunda yang lain.

            Kerusakan yang biasanya terjadi di Kapal Tunda pada propeller khususnya pada daun propeller berpengaruh terhadap performa dari kapal dimana daya yang ditransferkan dari mesin tidak dapat di serap secara maksimal (dengan kata lain terjadi losses daya pada propeller). Sebagai contoh jika daun propeller mengalami bending atau bengkok maka kemungkinan terjadi perubahan pitch propeller untuk rasio r/R tertentu, hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan pada beban propeller (propeller load) sehingga untuk mencapai kecepatan servis dibutuhkan daya motor penggerak yang lebih besar (kurva beban propeller akan naik dan keluar dari kurva range daya mesin/engine envelope) dan jika dipaksakan maka mesin induk pada kapal tunda akan bekerja dengan keras (MCR secara kontinue) hal ini akan membahayakan kapal (Overload dan panas pada mesin), jika digunakan secara kontinue maka kemungkinan kapal akan rusak (batang piston, piston dan bagian-bagian bergerak lainnya).

            Proses reparasi propeller kapal dilakukan ketika kapal berada di dalam dok (proses docking), umumnya kerusakan pada propeller terjadi pada bagian daunnya (blade) dimana daun propeller inilah yang menjadi prantara antara kapal dan air sehingga kapal dapat berjalan, sebagai contoh kerusakan pada daun propeller seperti : mengalami fouling, terjadi pengikisan akibat kavitasi, terjadi keretakan dan bengkokan (bending) akibat berbenturan dan sebagainya.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya dengan kondisi propeller yang tidak optimum tersebut maka performa propeller akan turun.

            Maka dari itu Kapal Tunda juga harus melakukan kegiatan perawatan dan perbaikan supaya kapal selalu berada dalam kondisi baik dan dapat dioperasikan untuk membantu kegiatan pemanduan kapal.

Tujuan dari perawatannya yaitu :

-          Mencegah terjadinya kerusakan berat serta mendadak.

-          Mencegah turunya efisiensi.

-          Mengurangi pengangguran waktu yang berarti menambah hari - hari kerja kapal.

-          Mengurangi jumlah perbaikan dan waktu perbaikan saat kapal dok tahunan.

-          Menambah pengetahuan awak kapal dan mendidik agar mempunyai tanggung jawab kerja.    

Metode perawatan dan perbaikannya :

·         Sistem Perawatan Terencana ( Planel Maintenance Sistem )

Adalah rencana perawatan pada mesin dan permesinan bantu secara berkala baik harian, tiga harian, mingguan, bulanan, tiga bulanan, enam bulanan, dan seterusnya atau berdasarkan jam kerja mesin / permesinan.

·         Sistem Perawatan Insidentil

Adalah perawatan / perbaikan yang dilakukan diluar jadwal yang telah tersusun, dikarenakan adanya kerusakan atau tidak optimalnya bagian - bagian mesin / permesinan.

Comments

Post a Comment